Tuesday 24 February 2015

Belajar Membatik Dari Usia Dini


Kecil kecil Pintar Membatik


Kedengaranya luar biasa ya klo anak anak bisa membatik... karena seperti kita tahu, membatik biasa dilakukan oleh orang orang dewasa diwilayah perkampungan penduduk, terutama di daerah kota Pekalongan, Yogyakarta dan Solo. Tapi... kali ini yang membatik adalah anak anak SD kelas 3 di sekolah Alam Bogor...!!! gak percaya..? 

Siswa Kelas 3 Sekolah Alam Bogor

Tepatnya pada hari Selasa 17 Februari 2015 Djawa Craft didaulat untuk memberikan workshop membatik kepada 72 anak kelas 3 Sekolah Alam Bogor. Kegiatan ini diselenggararakan dalam rangka melestarikan kebudaayan Bangsa, dengan mengusung tema “pengenalan Batik Bogor dilingkungan sekolah”

Siswa siswi Sekolah Alam Bogor nampak sangat menikmati dengan proses membatik dari awal hingga akhir kegiatan. Dan hampir semua siswa mengexpresikan kegiatan membatik dengan kata “seruuu..”



Mengulas sedikit tentang membatik yang sudah menjangkau siswa siswi sekolah mulai dari taman kanak kanak hingga sekolah menengah, kegiatan ini mulai dikenalkan sejak awal tahun 2010. Mereka diajarkan membatik secara bertahap dengan piranti yang lebih sederhana.

Beberapa alat dan bahan membatik yang biasanya digunakan dalam jumlah dan ukuran yang besar, diubah menjadi bentuk yang serba mnimalis. Misalnya penggunaan kain sebagai media membatik yang biasanya menggunakan kain dengan ukuran 1x2meter, kini hanya menggunakan kain berpigura kayu ukuran 25x25 cm. Pun demikian dengan penggunaan wajan dan kompor sebagai alat untuk memanaskan lilin/malam juga menggunakan ukuran yang serba mini.

Ada beberapa tahap yang harus dikerjakan oleh siswa diantaranya:
1. Membuat gambar pola batik
Bisa berupa gambar hewan, tanaman, alat transportasi ato tokoh kartun yang disukai anak-anak



2. Memanaskan Lilin di wajan menggunakan kompor



3. Proses nyamplung
Menebalkan gambar pola dengan lilin cair menggunakan canting



4. Proses pewarnaan
Siswa menggoreskan warna yang dikehendaki ke gambar pola yang sudah ditebalkan dengan lilin. Proses nyamplung dilakukan agar pewarnaan tiap pola gambar tidak tercampur warnanya. Karena lilin tersebut akan membatasi tiap bagian gambar sehingga tidak tertembus warna



5. Proses Pengeringan
Kanvas yang sudah diwarna dikeringkan dibawah sinar matahari hingga beberapa saat. Ini merupakan proses terakhir dari belajar membatik bagi siswa sekolah. Sedangkan proses pencucian batik dengan air mendidih yang fungsinya untuk melepaskan lilin yang menempel pada kain dirasa kurang aman untuk dipraktekan siswa dan butuh watu lama untuk proses pengeringanya sebelum pencucian.



Dengan kegiatan ini diharapkan generasi muda yang masih belia ini akan mengenal kebudayaan Asli Indonseia. Sehingga nantinya mereka bisa meneruskan dengan kreatifitas yang lain yang terkait dengan membatik. Karena kalo bukan kita yang melestarikan, siap siap saja jika suatu saat Batik akan diakui oleh negara luar sebagai kebudayaan mereka..


Original shared by
Djawa Craft
     Tie Dye Specialist
     Pin 52246CAD
     FP Djawa Craft
     G+ DjawaCraft

    Wa 0857 8050 8808












No comments:

Post a Comment