Kecil kecil Pintar
Membatik
Kedengaranya luar biasa ya klo anak anak
bisa membatik... karena seperti kita tahu, membatik biasa dilakukan oleh orang
orang dewasa diwilayah perkampungan penduduk, terutama di daerah kota
Pekalongan, Yogyakarta dan Solo. Tapi... kali ini yang membatik adalah anak
anak SD kelas 3 di sekolah Alam Bogor...!!! gak percaya..?
|
Siswa Kelas 3 Sekolah Alam Bogor |
Tepatnya pada hari Selasa 17 Februari 2015 Djawa Craft didaulat untuk memberikan workshop membatik kepada 72 anak kelas 3 Sekolah Alam Bogor. Kegiatan ini diselenggararakan dalam rangka melestarikan kebudaayan Bangsa, dengan mengusung tema “pengenalan
Batik Bogor dilingkungan sekolah”
Siswa siswi Sekolah Alam Bogor nampak
sangat menikmati dengan proses membatik dari awal hingga akhir kegiatan. Dan hampir
semua siswa mengexpresikan kegiatan membatik dengan kata “seruuu..”
Mengulas sedikit tentang membatik yang
sudah menjangkau siswa siswi sekolah mulai dari taman kanak kanak hingga
sekolah menengah, kegiatan ini mulai dikenalkan sejak awal tahun 2010. Mereka
diajarkan membatik secara bertahap dengan piranti yang lebih sederhana.
Beberapa alat dan bahan membatik yang
biasanya digunakan dalam jumlah dan ukuran yang besar, diubah menjadi bentuk
yang serba mnimalis. Misalnya penggunaan kain sebagai media membatik yang
biasanya menggunakan kain dengan ukuran 1x2meter, kini hanya menggunakan kain
berpigura kayu ukuran 25x25 cm. Pun demikian dengan penggunaan wajan dan kompor
sebagai alat untuk memanaskan lilin/malam juga menggunakan ukuran yang serba mini.
Ada beberapa tahap yang harus dikerjakan
oleh siswa diantaranya:
1. Membuat gambar
pola batik
Bisa berupa
gambar hewan, tanaman, alat transportasi ato tokoh kartun yang disukai
anak-anak
2. Memanaskan
Lilin di wajan menggunakan kompor
3. Proses nyamplung
Menebalkan gambar
pola dengan lilin cair menggunakan canting
4. Proses
pewarnaan
Siswa
menggoreskan warna yang dikehendaki ke gambar pola yang sudah ditebalkan dengan
lilin. Proses nyamplung dilakukan agar pewarnaan tiap pola gambar tidak
tercampur warnanya. Karena lilin tersebut akan membatasi tiap bagian gambar
sehingga tidak tertembus warna
5. Proses Pengeringan
Kanvas yang
sudah diwarna dikeringkan dibawah sinar matahari hingga beberapa saat. Ini merupakan
proses terakhir dari belajar membatik bagi siswa sekolah. Sedangkan proses pencucian
batik dengan air mendidih yang fungsinya untuk melepaskan lilin yang menempel
pada kain dirasa kurang aman untuk dipraktekan siswa dan butuh watu lama untuk
proses pengeringanya sebelum pencucian.
Dengan kegiatan ini diharapkan generasi
muda yang masih belia ini akan mengenal kebudayaan Asli Indonseia. Sehingga
nantinya mereka bisa meneruskan dengan kreatifitas yang lain yang terkait
dengan membatik. Karena kalo bukan kita yang melestarikan, siap siap saja jika
suatu saat Batik akan diakui oleh negara luar sebagai kebudayaan mereka..
Original shared by
Djawa Craft
Tie Dye Specialist
Pin 52246CAD
FP Djawa Craft
G+ DjawaCraft
Wa 0857 8050 8808